BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan
berkembang pesat nya ilmu pengetahuan dan juga teknologi di
indonesia,belakangan ini terdapat salah satu sektor di indonesia yang mengalami
perubahan yaitu bidang pertanian, memang tidak bisa dipungkiri bahwasanya
bidang pertanian juga mengalami perubahan budaya di indonesia dikarenakan
terkena dampak atau pengaruh dari teknologi itu sendiri.
Pengaruh teknologi dapat merubah budaya
pertanian di indonesia sehingga dalam bidang pertanian dapat memberikan dampak
positif seperti pekerjaan pada bidang pertanian menjadi lebih cepat dan juga
optimal, perubahan budaya yang terjadi ini khususnya bidang pertanian
menandakan bahwa bangsa indonesia telah mengalami suatu perubahan dalam proses
berfikir, hal itu tentunya sangat memberikan keuntungan kepada sektor pertanian
di indonesia.
Hubungan antara budaya dan pertanian tentu sangatlah erat hubunganya sehingga antara satu dengan yang lainya tidak dapat dipisahkan
1.2 Ruang Lingkup
Dalam
penulisan makalah ini penulis membatasi pada hal-hal berikut ini :
1. Membahas pengertian pertanian dan budaya
pertanian di indonesia.
2. Sejarah
pertanian di indonesia.
3. Perubahan budaya pertanian pada bidang
teknologi di Indonesia.
1.3
Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah
ini penulis mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
itu pertanian ?.
2. Apa
itu budaya pertanian ?.
3. Sejarah
pertanian di indonesia ?.
4. Perubahan
budaya pertanian pada bidang teknologi di indonesia ?.
5. Studi
kasus mengenai perubahan budaya pertanian pada bidang teknologi di indonesia.
1.4
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulis membuat makalah ini adalah :
1. Untuk
memenuhi tugas ilmu budaya dasar yang diberikan oleh dosen saya yaitu Bpk. Edi
Fakhri, SS., M.Sos.
2. Agar
para pembaca dapat mengetahui betapa pentingnya sektor pertanian di indonesia
3. Agar
para pembaca dapat mengetahui pertanian dan juga perubahan yang diakibatkan
oleh budaya pada sektor pertanian.
4. Agar
para pembaca mengetahui teknologi pertanian yang dipakai di indonesia saat ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Apa Itu Pertanian
Menurut
Wikipedia Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan guna perkembangan atau
kelangsungan hidup suatu bangsa, dikarenakan apabila suatu bangsa tidak
mempunyai sektor pertanian maka bangsa tersebut tidak memiliki sumber daya
hayati untuk bangsa nya, Dalam arti luas pengertian pertanian adalah semua
kegiatan yang melibatkan pemanfaatan
makhluk hidup sedangkan pengertian pertanian secara sempit adalah kegiatan
pembudidayaan.
2.2
Apa itu Budaya Pertanian
Budaya merupakan
suatu cara hidup yang berkembang, turun-temurun dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, jadi dapat disimpulkan bahwa budaya pertanian adalah suatu
cara hidup yang telah berkembang secara turun- temurun dan sudah menjadi
kebiasaan suatu kelompok khusus nya kebiasaan dalam bidang pertanian,
dikarenakan bangsa indonesia merupakan negara agraris yang pada hakikatnya
sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian atau
cocok tanam sehingga dari kebiasaan bercocok tanam itulah terbentuk suatu
budaya yaitu buadaya pertanian.
2.3
Sejarah Pertanian Di Indonesia
Sejarah
pertanian merupakan bagian dari sejarah kebudayaan manusia, pertanian muncul
ketika suatu bangsa mampu menyediakan ketersediaan bahan pangan yang ada di
alam untuk dirinya sendiri,sebagai bagian dari kebudayaan manusia pertanian
telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi
industri,sehingga dapat dikatakan revolusi pertanian merupakan revolusi pertama
yang dialami oleh manusia.
Usaha
tani merupakan bagian inti dari pertanian dikarenakan menyangkut sekumpulan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus sehingga timbullah budaya tani di
indonesia,berdasarkan data statistik yang ada saat ini sekitar 75% penduduk
Indonesia tinggal diwilayah pedesaan. Lebih dari 54% diantaranya menggantungkan
hidup dari sektor pertanian ini bearati indonesia dapat dikatakan sebagai
negara agraris dikarenakan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani dan itu sudah menjadi budaya yang akan terus tumbuh,melekat dan
diwariskan secara turun temurun kepada generasi generasi penerus bangsa.
Pada
masa Majapahit, pertanian mendapat perhatian yang cukup besar dari raja dan
penguasa. Agar petani dapat bekerja dengan tenang dan baik, raja memberi
perlindungan berupa penetapan tanah pertanian (Negarakertagama pupuh 88.3, Th. Pigeaud, vol III:103-104). Selain
itu pemilik tanah diatur dalam suatu undang-undang. Bendungan-bendungan
(dawuhan) untuk mengairi sawah dibangun atas perintah bhatara Matahun. Semua
usaha dalam bidang pertanian tujuannya untuk menyejahterakan rakyat Majapahit.Adanya kenyataan ini, dapat dikatakan bahwa pertanian memgang peranan penting dalam perekonomian masyarakat Jawa Kuno di Indonesia . Hasil pertanian padi dipakai untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan juga diperdagangkan guna kelangsungan hidup masyarakat.
Indonesia merupakan negeri yang cocok serta mendukung berjalanya sektor pertanian dikarenakan Iklim yang teratur, curah hujan, aliran sungai serta kondisi tanah yang subur, merupakan faktor-faktor pendukung pertanian di Indonesia. Selain itu Indonesia juga dikenal sebagai negara Agraris dikarenakan keadaan geografis yang baik maka sejak zaman dahulu mata pencaharian utama bangsa Indonesia adalah bercocok tanam.
Diperkirakan pada awalnya cara bercocok tanam yang dilakukan masih sangat sederhana dengan jenis tanaman antara lain berupa umbi-umbian. Mereka masih mempraktekkan sistem pertanian dengan cara membuka hutan untuk perladangan. Hutan yang akan dijadikan tanah pertanian dibakar terlebih dahulu lalu dibersihkan. Setelah itu barulah mereka menanam tumbuh-tumbuhan berupa umbi-umbian (R.P. Soejono, 1984:156).
Sesudah musim panen dilewati, tanah bekas pertanian yang lama ditinggalkan. Mereka mencari tanah baru untuk dipakai sebagai tempat pertanian baru. Hal ini dilakukan karena tanah yang lama dianggap sudah tidak dapat dipakai untuk lahan pertanian dalam jangka waktu cepat (R.P. Soejono, 1984:158 ).
Ternyata lahan prtanian yang tersedia semakin terbatas, sehingga cara bercocok tanam dengan cara berpindah-pindah tempat tidak dapat dipertahankan lagi. Mereka mulai mengubah sistem bercocok tanam dari membuka hutan beralih ke cara pengolahan tanah secara permanen. Dengan cara baru ini dikenal jenis tanaman baru, yaitu padi. Dan mereka mulai membudayakannya. Mulai saat itulah pertanian padi muncul (Bambang Widyantoro, 1989:2).
Pada masa klasik, kegiatan pertanian mengalami perkembangan yang pesat, perubahan tanah sudah mulai dikenal. Bukti-bukti ini dapat diketahui dengan adanya usaha pengairan/irigrasi yang teratur seperti disebutkan dalam Prasasti Tugu yang dikeluarkan oleh Raja Purnawarman. Isi dari prasasti tersebut adalah tentang penggalian sebuah sungai untuk saluran yang disebut Gomati, sepanjang 12 km dan dikerjakan selama 21 hari. Saluran ini kemungkinan sekali dipakai sebagai irigasi atau bendungan pengendalian banjir yang selalu melanda pantai utara Jawa Barat. Kemungkinan lain dipakai sebagai pelayaran sungai. (Edhie Wuryantoro, 1977:59).
Di dalam prasasti Harinjing/726 Caka (van Stein Callenfels, 1954:115-130), disebutkan tentang pengaturan air dari sungai Harinjing untuk keperluan pertanian. Raja Mpu Sendok telah memerintahkan membuat bendungan untuk mengairi daerah Kapulungan, Wuatan Wulas, Wuatan Wamya (Brandes, 1913:82-83). Pada masa Airlangga, pertanian mengalami kemajuan pesat karena Airlangga telah berusaha mengendalikan sungai Brantas yang telah memusnahkan lahan sekitarnya (Brandes, 1913:134-135).
2.4
Perubahan Budaya Pertanian Pada Bidang Teknologi
Di Indonesia
Perubahan budaya
dalam bidang pertanian itu dapat berupa peralatan pertanian,
perubahan rotasi tanaman, dan perubahan sistem pengairan. Usaha ini ada yang
cepat dan lambat. Usaha yang cepat inilah disebut revolusi, yaitu perubahan
secara cepat menyangkut masalah pembaruan teknologi pertanian dan peningkatan
produksi pertanian, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Modernisasi di
bidang pertanian di Indonesia di tandai dengan perubahan yang mendasar pada
pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara yang lebih
maju.
Perubahan –perubahan budaya yang
terjadi dalam bidang pertanian antara lain pengelolahan
tanah, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk, pengunaan sarana-sarana
produksi pertanian, dan pengaturan waktu panen.
Dulu,
petani hanya menggunakan cangkul, serta memanfaatkan tenaga hewan seperti kerbau
untuk mengelola sawah dan ladang mereka.Tetapi sekarang, pekerjaan para petani
menjadi terbantu dengan adanya alat-alat pertanian yang canggih.
2.5
Studi Kasus Mengenai Perubahan Budaya
Pertanian Pada Bidang
Teknologi Di Indonesia
2.5.1
Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus adalah suatu usaha untuk
mencari,
menetapkan dan mendapatkan apa saja perubahan budaya yang terjadi pada sektor
pertanian,pada langkah ini penulis berusaha mencari sejauh manakah perubahan
budaya pada sektor pertanian di Indonesia.
Dalam permasalahan ini penulis memilih untuk
membahas perubahan budaya pada sektor pertanian khususnya peralihan dari budaya
tani tradisional menjadi budaya tani modern dikarenakan penulis mengamati kasus
tersebut pasti ada perubahan pada sektor pertanian.
2.5.2
Gambaran Umum Kasus
Pada zaman dahulu kegiatan bercocok tanam tentu
banyak menggunakan alat – alat untuk mengolah tanah ataupun hasil pertanian.
Alat – alat untuk bercocok tanam tersebut sudah dikenal sejak ratusan tahun
yang lalu dan dari masa ke masa tentunya banyak mengalami berbagai macam
perkembangan. Dalam proses pengolahan lahan mulanya menggunakan cangkul yang
bertujuan untuk membalik lapisan tanah yang subur, akan tetapi lama kelamaan
cangkul dirasa kurang efektif, karena dengan menggunakan cangkul tenaga yang
dikeluarkan tidak sebanding dengan luas tanah yang akan diolah, karena dalam
hal ini manusia mempunyai peranan yang dominan didalam menggerakan alat
dimaksud, sehingga produktifitas kinerja tegantung kepada kekuatan atau tenaga
manusia itu sendiri, selain itu juga membutuhkan waktu yang cukup lama jika
lahan yang akan ditanami cukup luas.
Kemudian para petani menemukan cara yang lebih efektif dalam mengolah tanah dengan menggunakan bajak sawah yang ditarik binatang, seperti kerbau, sapi ataupun kuda . Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau (angleran) teksturnya lebih halus, hal itu dikarenakan pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk organik yang berasal dari kotoran kerbau. Dengan menggunakan bajak, para petani dapat mempersingkat waktu dalam mengolah tanah agar secepatnya bisa segera ditanami.
Namun dalam prosesnya, penggunaan bajak dalam kegiatan bercocok tanam juga menemui kendala. Karena bajak ditarik hewan, kendala yang dihadapi utamanya menyangkut hewan tersebut, kendala yang dialami ialah dalam hal pemeliharaan hewan tersebut, seperti kandang dan makanan hewan tersebut, selain itu tidak semua petani memiliki hewan ternak karena hewan – hewan tersebut dirasa cukup mahal bagi petani yang memiliki lahan pertanian yang tidak seberapa luas.
Kemudian para petani menemukan cara yang lebih efektif dalam mengolah tanah dengan menggunakan bajak sawah yang ditarik binatang, seperti kerbau, sapi ataupun kuda . Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau (angleran) teksturnya lebih halus, hal itu dikarenakan pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk organik yang berasal dari kotoran kerbau. Dengan menggunakan bajak, para petani dapat mempersingkat waktu dalam mengolah tanah agar secepatnya bisa segera ditanami.
Namun dalam prosesnya, penggunaan bajak dalam kegiatan bercocok tanam juga menemui kendala. Karena bajak ditarik hewan, kendala yang dihadapi utamanya menyangkut hewan tersebut, kendala yang dialami ialah dalam hal pemeliharaan hewan tersebut, seperti kandang dan makanan hewan tersebut, selain itu tidak semua petani memiliki hewan ternak karena hewan – hewan tersebut dirasa cukup mahal bagi petani yang memiliki lahan pertanian yang tidak seberapa luas.
2.5.3 Diagnosa Kasus
Diagnosa
merupakan dugaan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh klient.Diagnosa ini
merupakan tahap penemuan konsistensi dan pola-pola yang menuju pada pembuatan
ringkasan masalah-masalah dan penyebab-penyebabnya secara tepat serta ciri-ciri
yang paling penting
Tujuan
diadakanya Diagnosis Kasus adalah :
Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
klien dan mengetahui jenis kesulitan klien.
Dari
hasil identifikasi yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan Diagnosa terhadap
kesulitan pak petani adalah sebagai berikut :
1 1. Faktor
penyebab proses pengolahan tanah yang kurang efektif
a. Memakai
cangkul
b. Memakai
tenaga kerbau
2.Jenis Kesulitan
Selaras
dengan penyebab lamanya proses pengolahan tanah sehingga berdampak pada
tertundanya waktu panen, maka jenis kesulitan yang dihadapi klien yaitu :
a. Tenaga
yang dikeluarkan cukup besar apabila menggunakan cangkul
b. Luas
lahan yang cukup luas
c. Pemeliharaan
hewan
d. Tidak
semua petani mempunyai hewan ternak
2.5.4
Solusi Untuk Penyelesaian Kasus
Seiring
dengan
kemajuanya teknologi tentunya membawa dampak pada budaya pertanian di
indonesia, solusi untuk menyelesaikan kasus dari hasil diagnosa diatas
adalah dengan ditemukanya teknologi-teknologi yang dapat membantu
menyelesaikan pekerjaan tradisional yang cenderung lama dengan penemuan
teknologi modern yang memudahkan pekerjaan sehingga pekerjaan di bidang
pertanian menjadi lebih cepat dan efisien, penemuan tersebut diantaranya
:
Mesin Pengolah Tanah
Penggunaan
alat pengolahan lahan yang menggunakan kekuatan tenaga mesin ( traktor )
dipandang lebih produktif serta efisien, karena dalam penggunaannya manusia
yang mengendalikan alat tersebut. Sehingga tanah akan lebih cepat diolah dan
ditanami.
Mesin Penanam Padi
Mesin ini digunakan untuk menanam padi setelah tanah
diolah dengan mesin sehingga menanam padi menjadi lebih cepat dan efisien
Mesin Pemanen Padi
Mesin ini digunakan apabila masa panen sudah tiba
sehingga panen menjadi lebih cepat dan efisien
Nah itulah beberapa contoh perkembangan
teknologi pertanian yang secara tidak langsung membawa perubahan terhadap
budaya pertanian di indonesia.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Perkembangan teknologi
dewasa ini memang tidap dapat dipungkiri,perkembangan teknologi telah membawa
perubahan terutama pada bidang pertanian sehingga membawa masyarakat indonesia
mengalami perubahan budaya yaitu dari budaya tani tradisional menjadii budaya
tani modern
3.2
Saran
Saran
disini penulis berharap agar masyarakat indonesia memanfaatkan teknologi di
bidang pertanian dengan sebaik-baiknya agar kinerja pada sektor pertanian
menjadi lebih efisien dan cepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Dan Pemikiran Sendiri